WALI NIKAH LEWAT TELEPON
Si  a menjadi wali nikah dari seorang wanita (si b) dikota lain yang akan  melangsungkan pernikahan. Pada hari dan saat akad nikah akan  dilangsungkan, si a mendadak sakit dan tidak dapat menghadiri pernikahan  tersebut. Kemudian si a mewakilkan kepada si c yang rumahnya berdekatan  dengan si b lewat telepon untuk menikahkan si b. Sahkah mewakilkan  perwalian (tauwkil) untuk akad nikah lewat telepon?
Jawaban:
hukum tawkil untuk akad nikah lewat telepon adalah sah, selama taukil  tersebut dapat dipahami dan tidak ada penolakan dari pihak yang menerima  wakalah.
Dasar pengambilan
1. Kitab asy syarqowi juz 2 halaman 10
قَوْلُهُ وَصِيْغَةً - كَوَكَّلْتُكَ فِى كَذَا او فَوَّضْتُ إِلَيْكَ  كَذَا سَوَاءٌ كَانَ ذَلِكَ مَشَافَهَةً او كِتَابَةً او مُرَاسَلَةً  وَيُشْتَرَطُ عَدَمُ رَدِّهَا كَمَا يَأْتِى وَلاَ يُشْتَرَطُ العِلْمُ  بِهَا. فَلَو وَكَّلَهُ وَهُوَ لاَيَعْلَمُ صَحَّتْ حَتَّى لَوْ تَصَرَّفَ  قَبْلَ عِلْمِهِ صَحَّ كَبَيْعِ مَالِ أَبْيْهِ يَظُنُّ حَيَاتِهِ.
(ucapan mushannif “dan shighat”) seperti: aku mewakilkan kepadamu dalam  masalah demikian, atau aku menyerahkan kepadamu demikian. Baik  penyerahan itu secara lisan atau secara tertulis atau pengiriman utusan.  Disyaratkan pula tidak ada penolakan terhadap wakalah (perwakilan)  tersebut sebagaimana keterangan yang akan datang, dan tidak disyaratkan  mengetahui wakalah. Andaikata seseorang mewakilkan kepadanya sedang dia  tidak tahu, maka sah wakalah tersebut; sehingga andaikata dia  mentasarufkan sebelum mengetahui ada wakalah, tasaruf(distribusi)-nya  sah, seperti menjual harta ayahnya yang dia sangka ayahnya masih hidup.
2. Kitab bujairimi ‘ala al iqna’ juz 3 halaman 10
وَجُمْلَةُ مَا ذَكَرَهُ مِنْ شُرُوطِ الصِّيْغَةِ خَمْسَةٌ وَذَكَرَ فِى  شَرْحِ المِنْهَجِ أرْبَعَةٌ:... إلَى أنْ قَالَ: الثَّانِى: أنْ  يَتَلَفَّظَ بِحَيْثُ يَسْمَعُهُ مَنْ بِقُرْبِهِ وَإِنْ لَمْ يَسْمَعْهُ  صَاحِبُهُ بِأَنْ بَلَغَهُ ذَلِكَ فَورًا او حَمَلَتْهُ الرِّيْحُ إلَيْهِ  فَقَبِلَ.
“jumlah dari apa yang telah mushannif sebutkan  tentang syarat-syarat shighat adalah lima dan dalam kitab syarah minhaj,  mushannif menyebutkan empat: … sampai mushannif berkata: “yang kedua,  hendaklah seseorang mengucapkan sekira orang yang berada didekatnya  mendengar ucapannya, meskipun temannya tidak mendengar, dengan sekita  dia menyampaikan hal tersebut kepada temannya seketika, atau angin telah  membawa ucapan tersebut kepada temannya dan temannya menerima.
NIKAH LEWAT TELEPON
bagaimana hukumnya akad nikah melalui telepon ? mohon penjelasannya..
jawab:
ijab qabul dalam akad nikah melalui telepon hukumnya tidak sah, sebab  tidak ada pertemuan langsung antara orang yang melaksanakan akad nikah.
dasar hukum
1. kifayatul akhyar ii/5
فرع - يُشْتَرَطُ فِى صِحَّةِ عَقْدِ النِّكَاحِ حُضُورُ أَرْبَعَةٍ: وَلِىٍّ وَزَوْجٍ وَشَاهِدَيْ عَدْلٍ
artinya: (cabang) dan disyaratkan dalam keabsahan akad nikah hadirnya  empat orang ; wali,calon pengantin dan dua orang saksi yang adil.
2. tuhfatul habib ala syarhil khatib iii/335
وَمِمَّاتَرَكَهُ مِنْ شُرُوطِ الشَّاهِدَيْنِ السَّمْعُ وَالبَصَرُ  وَالضَبْطُ. (قوله والضبط) أَيْ لألْفَاظِ وَلِىِّ الزَّوْجَةِ وَالزَّوْجِ  فَلاَ يَكْفِي سِمَاعُ أَلْفَاظِهِمَا فِي ظُلْمَةٍ لأَنَّ الأصْوَاتِ  تَشْبِيْهٌ.
mendengar, melihat dan (dlobith) membenarkan adalah  bagian dari syarat diperkenankannya dua orang saksi. (pernyataan  penyusun ‘wa al dlobthu) maksudnya lafadz (pengucapan) dari wali  pengantin putri dan pengantin pria, maka tidaklah cukup mendengar lafadz  (perkataan) mereka berdua dikegelapan, karena suara itu (mengandung)  keserupaan).
HUKUM MENGULANGI AKAD NIKAH
Bagaimana hukumnya jika mengulang kembali ijab qobul akad nikah ?
Jawaban: 
Khilaf (terdapat perbedaan pendapat Ulama'). Menurut Qaul shahih  (pendapat yang benar) hukumnya jawaz (boleh) dan tidak merusak pada  'Akad nikah yang telah terjadi. Karena memperbarui 'Aqad itu hanya  sekedar keindahan (al-Tajammul) atau berhati-hati (al-Ihtiyath). Menurut  qaul lain (pendapat lain) 'aqad baru tersebut bisa merusak 'aqad yang  telah terjadi. 
Keterangan dari kitab al-anwar  juz Vll hal. 88
الأنوار لأعمال الأبرار ج-7 ص: 88
لو جدد رجل نكاح زوجته لزمه مهر أخر لأنه إقرار في الفرقة وينتقص به الطلاق ويحتاج إلي التحليل في المرة الثالثة.
Keterangan dari kitab Hasyaih al-Jamal ala al-Minhaj juz IV hal.245
حاشية الجمل على المنهج الجزء الرابع صحيفة 245
وعبارته: لأن الثاني لايقال له عقد حقيقة بل هو صورة عقد خلافا لظاهر ما  في الأنوار ومما يستدل به على مسئلتنا هذه ما في فتح الباري في قول البخاري  إلي أن قال قال ابن المنير يستفاد من هذا الحديث ان إعادة لفظ العقد في  النكاح وغيره ليس فسخا للعقد الأول خلافا لمن زعم ذلك من الشافعية قلت  الصحيح عندهم انه لايكون فسخا كما قاله الجمهور إهـ 
HUKUM KHUTBAH NIKAH
Biasanya di negara kita ini, Khutbah Jum’ah mengunakan atau memakai  bahasa arab. Yang banyak kurang dimengerti isi dan kandungan khutbah  tersebut oleh para jamaahnya, Bagaiman hukumnya khutbah yang dalam  khutbahnya, sang khatib mengunakan bahasa daerah atau bahasa Indonesia.
Jawaban:
1. Rukun-rukun khutbah jumuah (baca hamdalah, shalawat Nabi, berwasiat  dengan taqwa, membaca ayat Alquran dalam salah satu dari dua khutbah,  dan mendoakan kepada orang Mu’min laki-laki dan perempuan) harus  diucapkan dengan bahasa Arab sekalipun kita tidak mengerti isinya, .  Adapun selain rukun, boleh diterjemahkan ke dalam bahasa selain Arab.  Dengan syarat tidak terlalu panjang dan harus ada kaitannya dengan  nasihat-nasihat.
2. Persyaratan khutbah dan bacaan-bacaan salat  dengan bahasa Arab sekalipun kita tidak mengerti isinya, itu dapat kita  mengerti dan kita pahami, karena jika diperbolehkan dengan bahasa  daerah dan diharuskan mengerti isinya, maka bagaimana khutbah  bacaan-bacaan salat tersebut dapat dimengerti oleh orang asing yang  kebetulan bermakmum? Di samping itu peryataan bahasa arab tersebut  mendorong kaum muslimin untuk mempelajarinya, sehingga dengan demikian  kaum muslimin tidak hanya mengerti dan memahami isi khutbah. Akan tetapi  sekaligus mengerti isi dari Alquran dan Al Hadits serta kitab-kitab  ilmu pengetahuan tentang agama yang sembilan puluh persen berbahasa  Arab. 
Dasar pengambilan Kitab Irsyadul Ibad halaman 27 disebutkan: 
شُرُوْطُ صِحَّةِ الجُمُعَةِ سِتَةُ… وَتَقْدِيْمُ خُطْبَتَيْنِ بِالعَربِيَّةِ وَاِنْ لَمْ يَفْهَمُوا… 
Syarat-syarat keabsahan salat jumu’ah itu ada enam… Dan mendahulukan  dua khutbah dengan dua bahasa Arab, meskipun para jamaah tidak  memahaminya… 
Dalam Kitab Nihayatuz Zein halaman 140 disebutkan: 
(وَعَرَ بِيَّةٌ) بِاَنء تَكُوْنَ اَركَانَ الخُطْبَتَيْنِ  بِالْعَرَبِيَّتةِ .فَانْ لَمْ يَكُنْ ثمَّ مَنْ يُحْسِنُ العَرَبِيَّةَ  وَلَمْ يَمْكِنْ تَعَلَّمُهَا خَطَبَ بِغَيْرِهاَ.فَاِنْ اَمْكَن وَجَبَ  عَلَى سَبِيْلِ فَرْضِ الكِفَابَةِ, فَيَكْفِى فِي ذَلِكَ وَاخِدٌ.فَلَوْ  تَرَكُوْا التَّعَلُّمَ مَعَ اِمْكَا نِهِ عَصَوْا وَلاَ جَمْعَةُ لَهُمْ  فَيُصَلّو نَ الظُّهْرَ. 
(Dan bahasa Arab) artinya hendaklah  rukun-rukun khutbah adalah dengan bahasa Arab. Jika di sana (tempat  melakukan salat jumuah) tidak ada orang yang dapat berbahasa Arab dengan  baik dan tidak mungkin dapat mempelajarinya, maka khatib dapat/boleh  berkhutbah dengan bahasa selain Arab. Jika memungkinkan belajar bahasa  Arab, maka wajib atas semua orang secara wajib kifayah, dan dalam hal  tersebut cukup dilakukan oleh satu orang. Dan jika mereka meninggalkan  belajar bahasa Arab beserta kemampuan mereka untuk mempelajarinya, maka  mereka telah berbuaat ma’siat dan salat jumuah yang mereka lakukan tidak  sah, sehingga harus melakukan salat dhuhur.
 
 
 
          
      
 
  
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
tks,..alhamdulilah saya sudah ngerti,
BalasHapus