Sabtu, 24 September 2011

Tentang Jin,,Jin tahu satu kebenaran tetapi dibalut dengan seratus dusta

Berdasarkan hadits :
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قُلْتُ يَارَسُوْلَ اللهِ إِنَّ الْكُهَّانَ كَانُوْا يُحَدِّثُوْنَنَا بِالشَّيْءِ فَنَجِدُهُ حَقًّا قَالَ تِلْكَ الْكَلِمَةُ الْحَقِّ يَخْطَفُهَا الْجِنِّيُّ فَيَقْذِفُهَا فِي أُذُنِ وَلِيِّهِ وَيَزِيْدُ فِيْهَا مِائَةَ كَذْبَةٍ
Dari ’Aisyah , katanya : ”Aku pernah bercerita kepada Rasulullah , bahwa para tukang tenung berkata begini dan begitu. Kami lihat kenyataannya memang benar”. Berkata Nabi , ”Kata-kata yang benar itu tertangkap oleh bangsa jin, lalu dibisikkannya ke telinga tukang tenung dan ditambah-tambahnya dengan seratus dusta Hr. Muslim
عَنْ عَائِشَةَ سَأَلَ أُنَاسٌ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الْكُهَّانِ فَقَالَ لَهُمْ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْسُوْا بِشَيْئٍ قَالُوْا يَا رَسُوْلَ اللهِ فَإِنَّهُمْ يُحَدِّثُوْنَ أَحْيَانًا الشَّيْءٍ يَكُوْنُ حَقًّا قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تِلْكَ الْكَلِمَةُ مِنَ الْحَقِّ يَخْطَفُهَا الْجِنِّيُّ فَيَقُرُّهَا فِي أُذُنِ وَلِيِّهِ قَرَّ الدَّجَاجَةِ فَيَخْطَفُهَا فِيْهَا أَكْثَرُ مِنْ مِائَةِ كَذْبَةٍ
Dari ‘Aisyah , katanya : ”Orang banyak bertanya kepada Rasulullah tentang praktek tukang-tukang tenung. Jawab beliau : ”Mereka itu tidak benar !”. Tanya mereka pula, ”Kadang apa yang mereka katakan itu memang benar terjadi. Bagaimana itu ?” Jawab Rasulullah : ”Ucapan yang benar (dari langit) terdengar oleh bangsa jin, lalu dibisikkannya ke telinga tukang – tukang tenung seperti ayam betina. Dan mereka campur dengan seratus kebohongan, bahkan lebih”. Hr. Muslim
Hadits di atas menjelaskan, Rasulullah berkata bahwa jin/syaithan bisa saja berkata benar, karena mereka mendapat berita dari langit. Akan tetapi satu kebenaran yang mereka peroleh selalu dibalut dengan seratus kebohongan. Itu sebab mereka lebih dikenal sebagai pembohong.
Maka dukun, paranormal, orang pintar atau para peramal adalah pembohong. Hanya saja tidak ada yang berani mengungkapkan kebohongan para dukun tersebut, karena mengungkapkan kebohongan mereka sama saja menelenjangi diri sendiri. Bukankah kepergiannya menjumpai mereka telah merupakan tindakan bodoh. Lalu siapa yang mau mengakui bahwa ia baru saja dibodohi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih